Kompenen Ekosistem



KOMPONEN EKOSISTEM
Di dalam suatu ekosistem terdapat dua komponen pokok, yaitu komponen tak hidup (abiotik) dan komponen hidup ( biotik).
1. Komponen biotik       
baik hewan maupun tumbuhan berhubungan dengan faktor fisik dan factor kimia. Faktor fisik dan kimia yang penting bagi makhluk hidup, diantaranya sinar matahari, temperatur, air, gravitasi, tekanan gas dan garam mineral.

a. Sinar matahari 
Semua energi yang digunakan oleh makhluk hidup pada dasarnya berasal dari energi matahari. Energi yang berasal dari sinar matahari dapat berubah wujudnya, tetapi tidak dapat dimusnahkan.
Tumbuhan hijau yang mengandung klorofil yang mampu menangkap energi dari sinar matahari untuk digunakan dalam proses fotosintesis. Pada proses fotosintesis, terbentuk karbohidrat yang berasal dari CO dan H O. Karbohidrat mengandung energi kimia. Pada proses fotosintesis terjadi perubahan energi cahaya menjadi energi kimia. Energi kimia akan dikonsumsi oleh organisme lain dan diubah menjadi energi organic berupa ATP dalam bentuk panas.

b. Temperatur (Suhu)
Pada permukaan bumi, suhu rata-rata berkisar antara 0 C hingga kurang dari 50 C. Namun umumnya berkisar antara 14 C sampai dengan 32 C yang merupakan kisaran suhu ideal bagi kebanyakan makhluk hidup. Temperatur sangat erat kaitannya dengan proses pertumbuhan dan perkembangan makhluk hidup sebagai hasil aktivitas metabolisme. Metabolisme merupakan reaksi yang menggunakan enzim dan kerja enzim dipengaruhi oleh temperatur.
Hewan seperti bangsa ikan (pisces), Amphibia, Reptilia dan serangga (Insecta) termasuk hewan berdarah dingin (poikilothermal). Apakah yang dimaksud dengan hewan berdarah dingin ? Aktivitas metabolisme dipengaruhi suhu. Jika suhu tinggi, aktivitas metabolisme juga tinggi. Jika suhu rendah, aktivitas metabolismenya rendah.
Beberapa jenis serangga menyimpan telur atau atau menempatkan pupa di bawah tanah dengan diikuti aktivitas metabolisme yang rendah untuk menghindari suhu yang sangat rendah di musim dingin. Ada juga serangga yang mampu merayap pada permukaan es. Keadaan tersebut mungkin dilakukan karena tubuhnya dipenuhi larutan untuk menghindari pembekuan.
Reptilia dan Amphibia harus tidur di bawah tanah untuk menghindari pembekuan. Selain itu ikan laut akan bermigrasi apabila suhu air menjadi dingin.
Burung (Aves) dan Mammalia yang merupakan hewan berdarah panas (homoiothermal) memiliki pengatur suhu tubuh. Hewan insektivora seperti kelelawar pada musim dingin akan mengadakan hibernasi. Hibernasi adalah tidur panjang pada musim dingin dengan cara menurunkan temperature tubuh, melambatkan respirasi, metabolisme rendah dan sebagai sumber energi menggunakan makanan cadangan berupa lemak. Beberapa jenis burung dan Mammalia melakukan migrasi untuk menghindari suhu rendah di musim dingin.

c. Air     
Air sangat mutlak diperlukan makhluk hidup. Air merupakan penyusun protoplasma. Adanya pertukaran air antara perairan, darat dan udara mempengruhi kehidupan makhluk hidup
Kandungan air menentukan suhu. Untuk meningkatkan suhu 1 gram air sebesar 1 C, dibutuhkan energi sebesar 1 kalori. Volume air pada suhu 4 C memiliki vulome yang terbesar dan mampu memecahkan batuan. Hal ini berkaitan dengan pembentukan tanah
Semua hewan yang hidup di tanah sangat dipengaruhi oleh kelembaban. Cacing tanah akan bergerak ke permukaan jika kelembaban tanahnya tinggi dan berada di dalam tanah jika kelembaban tanah rendah.

d. Tekanan gas ( Udara)               
Tekanan udara pada suatu tempat bergantung dari ketinggiannya dari permukaan laut. Konsentrasi oksigen (O ) semakin rendah sejalan dengan meningkatnya ketinggian dari permukaan laut. Orang yang hidup di pegunungan tinggi memiliki paru-paru yang lebih besar dan jumlah eritrosit yang lebih banyak dari orang yang hidup di dataran rendah. Hal ini sebagai usaha tubuh untuk mendapatkan oksigen yang memadai bagi tubuh pada kondisi O yang relatif rendah.
Burung akan lebih mudah terbang pada tekanan udara yang tinggi. Angin merupakan perpindahan udara dari daerah yang bertekanan tinggi ke daerah yang bertekanan rendah. Angin memudahkan migrasi serangga dan burung.
Pada siang hari, plankton dan beberapa jenis ikan berenang sampai kedalaman 400 m. Namun, pada malam hari, plankton dan ikan itu naik mendekati permukaan. Hal ini dilakukan karena pada malam hari tekanan air menjadi empat puluh kali lebih besar daripada siang hari.
Ketika berada dalam air, kulit manusia dapat digunakan untuk mengambil udara. Udara ini diperlukan untuk menyuplai oksigen atau untuk meningkatkan udara dalam paru-paru.

e. Garam mineral            
Garam mineral memegang peranan penting dalam memelihara kondisi tubuh. Baik bagi hewan maupun tumbuhan. Manusia dan hewan akan mengalami gangguan tulang jika kekurangan Ca (kalsium) dan akan mengalami anemia jika kekurangan Fe(unsur besi)
Tumbuhan yang mengalami kekurangan Ca akan mengalami penghambatan pembelahan sel, sedangkan kekurangan Fe dan Mg akan menimbulkan klorosis. Mineral digunakan sebagai gugus aktif enzim dan penyususn bahan organik. Nitrogen yang diambil dari lingkungan merupakan penyusun asam amino atau protein.
Hewan air tawar tidak dapat hidup di air laut karena perbedaankadar garam air (salinitas). Perbedaan kadar garam dapat membatasi penyebaran makhlik hidup. Organisme baik tumbuhan maupun hewan yang hidup pada tempat yang kadar garamnya tinggi, memiliki sistem pengaturan tertentu. Contohnya, ikan laut akan banyak minum dan membuang sedikit urine. Ini dilakukan untuk memelihara tekanan osmosis sel tubuhnya.

f. Derajat keasaman (pH)            
Derajat keasaman media tubuh bakteri sangat menentukan kelangsungan hidupnya. Sebagai contoh, bakteri nitrifikasi akan berhenti beraktivitas jika pH tanah lebih rendah dari 4,5.
Tumbuhan yang biasa hidup di tanah netral tidak dapat tumbuh di tanah yang asam. Pada pH asam, unsure-unsur yang umumnya tersedia adalah Zn dan Cu. Kedua unsur tersebut dapat meracuni tubuh tanaman. Adapun unsure P, Mg, Fe dan Mo yang sangat dibutuhkan oleh tanaman tidak tersedia.

g. Gravitasi         
Gravitasi adalah gaya tarik bumi. Gravitasi mempengaruhi gerak pada tumbuhan, misalnya gerak akar ke pusat bumi (geotropisme positif) dan gerak batang menjauhi pusat bumi (geotropisme negatif).




2. Komponen biotik       
Komponen biotik meliputi faktor hidup ( berupa organisme) yang terdapat di lingkungan sebagai makhluk tunggal (disebut individu) yang dibuthkan oleh makhluk hidup lainnya. Berdasarkan kedudukannya komponen biotik dibedakan menjadi :

a. Produser        
Makhluk hidup yang berperan sebagai produsen adalah kelompok makhluk hidup yang mampu melaksanakan proses fotosintesa, yakni tumbuhan yang memiliki klorofil atau kromofil lainnya. Dari fotosintesa yang dilakukan tumbuhan dihasilkan bahan-bahan organik yang dibutuhkan makhluk hidup lainnya, sehigga makhluk hidup yang mengkonsumsinya dapat melakukan aktivitas hidup dengan baik. Kemampuan tumbuhan menghasilkan bahan-bahan organic menegaskan bahwa tumbuhan adalah berkedudukan sebagai produsen.

b. Konsumen    
Organisme yang tidak memiliki klorofil (hewan dan manusia) tidak dapat menyediakan bahan organic yang dibutuhkannya, sehingga kebutuhan akan bahan organik hanya dapat diperoleh dengan mengkonsumsi produsen.

Berdasarkan tingkatannya, konsumen dapat dibedakan menjadi 4, yaitu :
1) Herbivora, yaitu organisme yang mendapatkan kebutuhan energinya dengan memakan tumbuhan (pemakan daun-daunan, buah-buahan, biji-bijian, umbi-umbian) sebagai konsumen tingkat I. Misalnya, ulat, kambing,
2) Karnivora, yaitu organisme yang mendapatkan kebutuhan energinya dengan memakan herbivora (hewan yang makanannya berupa hewan lain) sebagai konsumen tingkat II. Misalnya, kucing, anjing.
3) Omnivora, yaitu organisme yang mendapatkan energi dengan mengkonsumsi produsen secara langsung atau dengan memangsa herbivora atau karnivora (pemakan segala). Misalnya, ayam, itik, babi, manusia.
4) Saprovora, yaitu makhluk hidup golongan jasad renik yang mendapatkan energinya dengan jalan menguraikan sisa makhluk hidup.

c. Pengurai         
Pengurai adalah kelompok mikroorganisme yang berperan menguraikan sisa tubuh makhluk hidup yang mati. Beberapa mikroorganisme yang termasik sebagai pengurai antara lain jamur dan bakteri. Jamur dan bakteri hidup bergantung kepada bahan-bahan organik yang terkandung dalam sisa-sisa makhlik hidup. Proses pelapukan dan pembusukan pada sampah adalah contoh peristiwa penguraian organik menjadi anorganik. Bagaimana senadainya mikroorganisme pengurai di lingkungan kita mati ? Apa yang akan terjadi dengan sampah industri rumah ? Bisa dibayangkan sampah-sampah akan terus menumpuk dari hari ke hari bila pengurai tidak bekerja.

d. Detrivora       
Detrivora adalah organisme yang bertugas menguraikan sisa jasad makhluk hidup menjadi partikel-partikel kecil, misalnya daun-daun yang gugur akan diuraikan oleh cacing tanah menjadi partikel-partikel yang disebut humus. Peristiwa penguraian jasad makhluk yang mati menjadi partikel-partikel sederhana disebut detrifus. Contohnya, cacing, rayap, siput, kaki seribu

e. Predator dan Parasit (mendapatkan makanan dari organisme lain)     
Predator merupakan makhluk hidup yang menempati kedudukan sebagai konsumen. Untuk mendapatkan makanannya, seekor predator akan memburu dan memangsa konsumen-konsumen lainnya yang lebih lemah.
Parasit merupakan makhluk hidup yang tidak mempunyai kemampuan untuk menyediakan dan membuat makanannnya sendiri, parasit sangat bergantung kepada makhluk yang lain. Parasit dapat dibedakan menjadi du, yaitu : parasit fakultatif dan parasit obligant

1) Parasit fakultatif, yaitu golongan parasit yang hidupnya bergantung kepada bahan makanan yang terkandung pada inang namun kadang parasit ini masih mampu membuat makanannya sendiri, misalnya benalu pada pohon jambu yang memiliki klorofil

2) Parasit obligant, yaitu golongan parasit yang hidupnya sangat bergantung pada makhluk hidup lain. Parasit ini tidak memiliki kemampuan untuk membuat makanannya sendiri, misalnya tali putri. 

MACAM-MACAM EKOSISTEM

Berdasarkan proses terbentuknya, ekosistem dibedakan menjadi dua macam, yaitu ekosistem alami dan ekosistem buatan. Ekosistem alami adalah ekosistem yang terbentuk secara alamiah, misalnya danau, rawa, laut, hutan, padang rumput dan sungai. Ekosistem buatan adalah ekosistem yang sengaja dibuat oleh manusia, misalnya waduk, sawah, kolam dan akuarium.
Setiap ekosistem memiliki kandungan biotik dan abiotik yang spesifik, artinya komponen biotik dan abiotik yang terdapat pada suatu ekosistem akan berbeda dengan komponen biotik dan abiotik yang terkandung pada ekosistem lainnya. Berdasarkan adanya kandungan biotik dan abiotik yang khas, maka ekosistem di dunia dibagi menjadi dua yaitu ekosistem darat dan ekosistem air.

1. Ekosistem darat
Ekosistem darat dapat dibedakan menjadi ekosistem alami dan ekosistem buatan

a. Ekosistem darat alami              
Di Indonesia di kenal tiga ekosistem darat alami yaitu vegetasi dataran rendah (vegetasi pamah), vegetasi dataran tinggi (pegunungan) dan vegetasi monson (gunung).
Pembagian ekosistem darat alami di Indonesia, dilakukan berdasarkan letak atau topografinya. Ekosistem yang terbentuk akibat perbedaan letak geografis dan topografinya, ekosistem di Indonesia dibagi menjadi :

1) Vegetasi dataran rendah
Vegetasi dataran rendah atau disebut juga pamah merupakan vegetasi yang paling besar diantara vegetasi ekosistem darat yang lainnya. Dataran rendah adalah daerah yang memiliki ketinggian 0-1000 m di atas permukaan laut. Vegetasi dataran rendah diantaranya sebagai berikut :
a) hutan bakau
b) hutan rawa air tawar
c) hutan rawa gambut
d) hutan sagu
e) hutan tepi sungai

2) Vegetasi dataran tinggi            
Vegetasi dataran tinggi atau pegunungan adalah daerah yang memiliki ketinggian 300-1500 m di atas permukaan laut. Iklim suatu daerah ditentukan oleh ketinggian. Makin tinggi suatu daerah, makin rendah curah hujannya sehingga keanekaragaman komunitas rendah.
Di daerah pegunungan komunitas yang berkembang antara lain tumbuhan paku, tumbuhan bunga dan lumut. Tumbuhan-tumbuhan ini berkembang dengan baik karena lingkungannya cocok untuk kehidupannya.

3) Vegetasi monsun       
Vegetasi monsun adalah suatu komunitas vegetasi yang terdapat di daerah hutan musim. Hutan ini memiliki pergantian antara musim kemarau dan musim penghujan yang silih berganti.
Ciri khas hutan monsun adalah tanaman menggugurkan daunnya pada musim kemarau dan kembali memiliki daun pada musim hujan

b. Ekosistem buatan (Suksesi)   
Terbentuknya suatu ekosistem dapat terjadi dari rangkaian peristiwa, di mana peristiwa yang satu akan menyebabkan timbulnya peristiwa lainnya, demikian seterusnya. Sebagai contoh, proses terbentuknya tanah adalah diawali dengan peristiwa pelapukan batu-batuan. Kehidupan pada saat lingkungan dipenuhi batu-batuan lambat laun akan berubah ke dalam kehidupan tanpa batu-batuan. Peristiwa perubahan tatanan hidup di suatu daerah disebut suksesi
Sebagai contoh, sebelum Gunung Krakatau meletus pada tahun 1883, Gunung Krakatau merupakan Gunung yang permukaannya ditutupi oleh batu-batuan. Ketika Krakatau meletus, batu-batuan menjadi panas, setelah sembilan bulan Krakatau meletus, batu-batuan yang tadinya panas menjadi lembab. Pada batu-batuan yang lembab tumbuhan ganggang hijau sebagai pionir atau tumbuhan perintis. Kemudian ganggang tersebut melapukan batu-batuan menjadi butiran kerikil dan akhirnya menjadi tanah yang memungkinkan biji tumbuhan yang terdampar akibat hempasan air laut ke tepi pantai akan tumbuh. Tujuh tahun setelah Krakatau meletus, ternyata lingkungan Gunung Krakatau telah ditumbuhi oleh berbagai macam tumbuhan seolah Krakatau itu tidak meletus.
Berdasarkan pada proses terjadinya, suksesi di bedakan menjadi suksesi primer dan suksesi sekunder.

1) Suksesi primer            
Suksesi primer terjadi bila komunitas asal terganggu. Gangguan ini mengakibatkan hilangnya komunitas asal tersebut secara total sehingga di tempat komunitas asal terbentuk habitat baru. Gangguan ini dapat terjadi secara alami. Misalnya, tanah longsor, letusan gunung berapi, endapan Lumpur yang baru di muara sungaidan endapan pasir di pantai. Gangguan dapat pula karena perbuatan manusia, misalnya penambangan timah, batu bara dan minyak bumi.
Suksesi primer pembentukannya diawali dengan proses pelapukan batu-batuan yang dilakukan oleh alga, kemudian dari peristiwa pelapukan akan terbentuk serpihan batu-batuan kecil dan akhirnya terbentuk lapisan tanah. Biji-bijian yang terbawa air (hidrokori), angin (anemokori) atau terbawa oleh perantara lain kemudian jatuh pada lapisan tanah yang terbentuk tadi akan tumbuh menjadi tumbuhan. Jadi dapat disimpulkan bahwa suksesi primer terjadi bukan pada habitat aslinya. Contoh pembuatan danau. Sebelum berubah menjadi danau, mungkin asalnya tempat itu merupakan daerah pedesaan yang penduduknya bermata pencaharian sebagai petani penggarap tanah (kehidupan darat)
Dengan berubahnya tempat tersebut menjadi danau, maka terjadi perubahan tatanan pada komponen ekosistemnya. Misalnya petani yang memiliki pekerjaan bertani tanaman pada awalnya, kemudian dengan berubahnya tatanan komponen ekosistem dari darat menjadi air menyebabkan para petani tanaman berubah menjadi petani ikan.

2) Suksesi sekunder       
Suksesi sekunder terjadi bila suatu komunitas mengalami gangguan, baik secara alami maupun buatan. Gangguan tersebut tidak merusak secara total habitat organisme sehingga dalam komunitas tersebut substrat dan kehidupan awal masih ada. Contohnya, gangguan alami misalnya banjir, gelombang laut, kebakaran, angina kencang dan gangguan buatan seperti penebangan hutan dan pembakaran padang rumput dengan sengaja.
Contoh suksesi sekunder antara lain tegalan-tegalan, padang alang-alang, belukar bekas ladang dan kebun karet yang ditinggalkan tak terurus.
Pernahkah kalian mendengar hutan gundul atau lahan kritis ? Hutan gundul atau lahan kritis merupakan areal terbuka pada suatu ekosistem yang terjadi karena kerusakan alam, baik akibat kejadian alam, seperti gunung meletus maupun sebagai ulah tangan-tangan manusia yang tidak bertanggung jawab.
Untuk mengembalikan kondisi hutan gundul atau kritis yang mencapai ribuan hektar tersebar di pelataran hutan Indonesia menjadi hutan yang asri dengan keanekaragaman hayatinya. Pemerintah telah melaksanakan suatu program untuk mengembalikan kondisi kedua lahan tersebut melalui beberapa program misalnya “Penanaman Sejuta Pohon” dan “Program Reboisasi”
Suksesi sekunder tidak dimulai dengan kehidupan vegetasi perintis yang melakukan pelapukan batu-batuan terlebih dahulu. Jadi, suksesi sekunder terjadi pada lahan yang sama. Program Reboisasi dan Penanaman Sejuta Pohon untuk mengembalikan tatanan yang hilang atau terganggu adalah merupakan salah satu contoh peristiwa susksesi sekunder. Kembalinya kerindangan hutan tersebut sangat bergantung pada komponen biotik dan abiotik yang terkandung pada lingkungannya.

2. Ekosistem Air                               
Ekosistem air adalah ekosistem yang memiliki komponen biotik dan abiotiknya berlainan dengan komponen yang terdapat di ekosistem darat. Ekosistem air atau akuatik dibedakan menjadi, ekosistem air tawar dan ekosistem air laut.

a) Ekosistem air tawar

(1) Ekosistem air tawar berdasarkan aliran airnya
Berdasarkan aliran airnya, ekosistem air tawar di bagi menjadi ekosistem air tawar yang tidak mengalir (lentik) dan ekosistem air tawar yang mengalir (lotik).

(a) Ekosistem air tawar yang tidak mengalir (lentik)
Ekosistem air tawar yang tidak mengalir atau lentik ditandai dengan tidak adanya arus air yang mengalir secara terus menerus. Pada ekosistem ini air tampak diam dan atau berarus sangat lambat. Contohnya danau, kolam, telaga dan rawa

(b) Ekosistem air tawar yang mengalir (lotik)             
Ekosistem air tawar yang mengalir atau lotik ditandai dengan adanya arus air yang mengalir secara terus menerus. Contohnya sungai, air terjun.

b) Ekosistem air laut
(1) Ekosistem laut dalam              
Ekosistem laut dalam adalah ekosistem yang tidak terjangkau matahari (afotik) sehingga pada ekosistem ini tidak ditemukan produsen. Hewan yang hidup pada kawasan ini adalah hewan pemakan sampah (saprovor), karnivor dan detritivor.




(2) Ekosistem laut dangkal          
Ekosistem laut dangkal terletak di pantai yang tergenang air laut, kecuali pada saat surut. Daerah ini biasanya terletak di antara dua dingding batu terjal. Selain itu daerah ini terbuka dan jauh dari pengaruh air sungai besar. Ekosistem terumbu karang dan ekosistem pantai batu merupakan contoh ekosistem laut dangkal. Ekosistem ini masih dapat dijangkau cahaya matahari (fotik)

(3). Ekosistem estuaria 
Estuaria adalah suatu badan air pantai setengah tertutup yang berhubungan langsung dengan laut terbuka. Jadi, estuaria sangat dipengaruhi oleh gerakan pasang surut air laut. Air laut bercampur dengan air tawar dari sungai dan membentuk perairan payau. Misalnya, muara sungai dan teluk pantai.

INTERAKSI DALAM EKOSISTEM
Interaksi dalam ekosistem merupakan hubungan antara komponen-komponen biotik dalam ekosistem, baik yang sejenis ataupun yang berlainan jenis. Interaksi dalam ekosistem dibedakan menjadi : interaksi antar individu, antar populasi dan antar komunitas.

Interaksi Antar Individu
Netral
Netral adalah hubungan tidak saling menggangu antar makhluk hidup dalam habitat yang sama. Sifat hubungan ini tidak saling menguntungkan dan tidak saling merugikan kedua belah pihak.
Contoh : kambing dengan capung, semut dengan kupu-kupu.
Simbiosis
Simbiosis adalah hubungan antar makhluk hidup dari spesies yang berbeda yang hidup bersama. Simbiosis dibedakan menjadi 4 (empat) yaitu :
  1. Simbiosis Komensalisme, adalah hubungan antar dua organisme yang hidup bersama dimana yang satu pihak mendapat keuntungan dan yang satu pihak tidak dirugikan. Contoh : anggrek dengan inangnya, ikan remora (bertubuh kecil) pada ikan dengan tubuh berukuran besar.
  2. Simbiosis Mutualisme, adalah hubungan antar dua organisme yang hidup bersama, dimana antar keduanya terjalin hubungan saling menguntungkan. Contoh : kupu-kupu dengan tanaman bunga, bakteri rhizobium pada bintil akar kacang-kacangan, burung jalak dengan kerbau.
  3. Predasi, adalah hubungan antar pemangsa dengan mangsa. Pemangsa disebut sebagai predator dan yang dimangsa disebut mangsa. Contoh : elang dengan anak ayam, singa dengan kijang, burung hantu dengan tikus.
  4. Parasitisme, adalah hubungan dua organisme yang hidup bersama, yang mana satu pihak merugikan dan mengambil makanan dari inangnya. Contoh : cacing pita pada usus manusia, plasmodium pada darah manusia, benalu pada inangnya.

Interaksi Antar Populasi
Interaksi antar populasi debadakan menjadi 2 (dua) yaitu :
  1. Kompetisi, adalah hubungan antar populasi dan di antara populasi terdapat kepentingan yang sama, sehingga terjadi persaingan untuk mendapatkan apa yang diperlukan. Contoh : persaingan antar populasi lembu dan populasi kambing di padang rumput.
  2. Alelopati, merupakan interaksi antar populasi, bila populasi yang satu menghasilkan zat yang dapat menghalangi timbulnya populasi lain. Contoh : disekitar pohon wahut (juglans) jarang ditumbuhi tumbuhan lain karena tumbuhan ini menghasilkan zat bersifat toksik.

Interaksi Antar Komunitas
Komunitas adalah kumpulan polulasi yang berbeda di suatu daerah yang sama dan saling berinteraksi.
Contoh : misalnya komunitas sawah dan sungai. Komunitas sawah disusun oleh bermacam-macam organisme, misalnya padi, belalang, burung, ular, dan gulma. Sedangkan komunitas sungai terdiri dari ikan, ganggang, zooplankton, fitoplankton, dan dekomposer. Antara komunitas sungai dan sawah terjadi interaksi dalam bentuk peredaran nutrien dari air sungai ke sawah dan peredaran organisme hidup dari kedua komunitas tersebut.
Pengertian ekosistem dan ekologi
Semua organisme, tidak peduli ukuran mereka, spesies mereka atau di mana mereka tinggal, perlu berinteraksi dengan organisme lain dalam ‘lingkungan’ mereka dan dengan lingkungan mereka untuk bertahan hidup.

Komentar

Postingan Populer